وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَٰلِكَ تُخْرَجُونَ
"Dan
yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami
hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan
(dari dalam kubur)." (QS. az-Zukhruf : 11).
Mukjizat Al
Quran yang menceritakan tentang hujan ini begitu luar biasa merasuk ke dalam
hati, jika kita mau mengamati dan merenungkan tanda – tanda kebesaran Allah ini
pasti membuat kita tercengang dan terkagum – kagum seraya memuji kebesaran dan
kekuasaan – Nya.
“Lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri
yang mati”
Terdapat
rahasia, negeri yang mati di bawah tanah saat tanah itu kering. Hal itu
disebabkan tanah itu pada kenyataannya hidup. Kehidupannya muncul saat hujan
turun. Apa kata ilmu pengetahuan mengenai hal ini?
Terdapat
banyak bakteri yang hidup dalam tanah, sekitar satu juta di dalam satu gram
tanah. Saat hujan tidak turun dalam waktu yang lama, bakteri ini kehilangan
vitalitas mereka dan berubah menjadi apa yang dapat dikatakan sebagai kode
genetic yang mati. Saat hujan turun, bakteri ini kembali mendapatkan vitalitas
mereka dan kembali memulai produksi. Hal pertama yang mereka produksi adalah
nitrogen. Aktivitas ini memberikan kehidupan kepada ribuan makhluk hidup kecil.
Kehidupan mulai hidup kembali di bawah tanah karena pupuknya (nitrogen) telah
dibentuk. Banyak benih kecil yang tidak pernah terpikirkan oleh seseorang –
mulai berkecambah. Akarnya mulai menyebar, meebuat terowongan – terowongan di
bawah tanah – layaknya jalan di perkotaan. Serangga – serangga kecil dan
tumbuhan mulai membangun rumah mereka di sana. Berbagai hal tersebut tampak
seperti kota yang dibentuk di bawah tanah. Negeri yang sebelumnya mati kemudian
berubah menjadi negeri yang hidup, penuh dengan kehidupan dan pergerakan.
Apakah
rahasia di balik hujan yang menghidupkan kembali negeri yang mati? Bagaimana
hujan mampu meningkatkan fungsi biologis dan mengembalikan kehidupan? Dalam
konteks tersebut, ayat ini mengarahkan perhatian kita ke hubungan antara hujan
yang juga berarti air dengan kehidupan. Hal tersebut memanggil kita untuk
memahami hubungannya. Bahan kimia dasar dari makhluk hidup adalah DNA. Molekul
ini mengandung banyak partikel. Diantaranya ada beberapa partikel tertentu yang
membantu kehidupan berlanjut dan menjaganya. Partikel ini adalah partikel hydrogen clesent yang dikenal sebagai
ikatan hydrogen. Partikel ini berubah secara terus menerus, membuat ikatan –
ikatan yang berbeda untuk membuat partikel baru, sehingga mereka mentransfer
dan melangsungkan kehidupan. Partikel hydrogen lain yang muncul saat air
diionisasi kemudian berubah menjadi partikel oksigen dan hydrogen.
Aturan ini
berlaku untuk semua makhluk hidup, tanpa terkecuali. Jika makhluk hidup manapun
ditinggal tanpa air, dia akan menjaga partikel DNA dank ode genetiknya. Tetapi,
partikel dan kode genetiknya berbentuk padat dan terisolasi, tidak dapat tumbuh
ataupun bergerak. Ajaibnya, jika diberikan air yang melepaskan partikel
hydrogen saat diionisasi kode genetic yang mulai bergerak.
Penting
untuk menjadi catatan bahwa hukum ini berlaku terutama untuk mikroorgnisme,
dalam cara yang sangat sederhana. Sementara untuk makhluk hidup besar yang bentuknya
kompleks. Kekurangan air dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan jaringan
mereka mengerut dan rusak. Sehingga, jika air tersedia setelah itu maka
kehidupan tidak dapat dikembalikan kepada mereka, dan mereka tetap akan mati.
Oleh karena
itu, mengembalikan kehidupan ke negeri yang mati didasarkan kepada hokum
biologi yang tepat ini. Jika kita memahami apa yang kit abaca dalam Al Quran,
kita dapat mengalahkan orang – orang lain dalam menemukan berbagai fakta ilmiah
tersebut.
Wallahua’laam
bish – shawab.
Di sadur
dari “Mukjizat Ilmiah di Bumi & Luar Angkasa (hal 132 – 133) Karya Yusuf Al
–Hajj Ahmad (2016)
“Buku ini
adalah salah satu cuplikan bukti – bukti keajaiban ayat - ayat Al Quran yang
mampu menjawab berbagai fakta ilmiah yang ditemukan oleh para ilmuwan. What a great book! Masyaa
Allah, feel melt! Laa hauwla walaa quwaata illa billaah.”