ANTIBODY MONOKLONAL
Friday, April 04, 2014
Kemajuan dunia kedokteran saat ini tidak terlepas dari
peran Bioteknologi. Sebagai bukti dengan ditemukannya vaksin, antibiotik, interferon, antibodi monoklonal, dan pengobatan melalui terapi gen. Teknologi antibodi monoklonal yaitu teknologi menggunakan
sel-sel sistem imunitas yang membuat protein yang disebut antibodi. Sistem
kekebalan kita tersusun dari sejumlah tipe sel yang bekerja sama untuk
melokalisir dan menghancurkan substansi yang dapat memasuki tubuh kita. Tipa
tipe sel mempunyai tugas khusus. Beberapa dari sel tersebut dapat membedakan
dari sel tubuh sendiri (self) dan sel-sel asing (non self).
- Mengetahui
cara kerja anti bodi, kita dapat memanfaatkannya untuk keperluan deteksi,
kuantitasi dan lokalisasi.
- Teknologi
antibodi monoklonal digunakan untuk deteksi kehamilan, alat diagnosis berbagai
penyakit infeksi dan deteksi sel-sel kanker.
- Membunuh sel
kanker tanpa mempengaruhi sel-sel yang sehat.
- Mendeteksi
penyakit-penyakit pada tanaman dan hewan, kontaminasi pangan, dan polutan
lingkungan.
Cara pembuatan :
- Antibodi
monoklonal dibuat dengan cara penggabungan atau fusi kedua jenis sel yaitu
sel limfosit B yang memproduksi antibodi dengan sel kanker (sel mieloma)
yang dapat hidup dan membelah terus menerus. Hasil fusi antara sel
limfosit B dengan sel kanker secara in vitro ini disebut dengan hibridoma.
- Apabila sel
hibridoma dibiakkan dalam kultur sel, sel yang secara genetik mempunyai
sifat yang identik akan memproduksi antibodi sesuai dengan antibodi yang
diproduksi oleh sel aslinya yaitu sel limfosit B.
Tahap-tahap pembuatan antibodi monoklonal secara bioteknologi
1. A. Imunisasi mencit
- Antigen berupa protein atau polisakarida yang berasal dari bakteri atau virus, disuntikkan secara subkutan pada beberapa tempat atau secara intra peritoneal.
- Setelah 23 minggu disusul suntikan antigen secara intravena, mencit yang tanggap kebal terbaik dipilih.
- Pada hari ke-12 hari suntikan terakhir antibodi yang terbentuk pada mencit diperiksa dan diukur titer antibodinya.
- Mencit dimatikan dan limfanya diambil secara aseptis.
- Kemudian dibuat suspensi sel limfa untuk memisahkan sel B yang mengandung antibodi.
B. Fusi limfa kebal
dan sel mieloma
- Pada kondisi biakan jaringan biasa, sel limfa yang membuat antibodi akan cepat mati, sedangkan sel mieloma dapat dibiakkan terus-menerus. Fusi sel dapat menciptakan sel hibrid yang terdiri dari gabungan sel limfa yang dapat membuat antibodi dan sel mieloma yang dapat dibiakkan secara terus menerus dalam jumlah yang tidak terbatas secara in vitro.
- Fusi sel diawali dengan fusi membran plasma sehingga menghasilkan sel besar dengan dua atau lebih inti sel, yang berasal dari kedua induk sel yang berbeda jenis yang disebut heterokarion.
- Pada waktu tumbuh dan membelah diri terbentuk satu inti yang mengandung kromosom kedua induk yang disebut sel hibrid1.
Frekuensi terjadinya hibrid sel limfa-sel mieloma biasanya rendah, karena itu penting untuk mematikan sel yang tidak fusi yang jumlahnyaa lebih banyak agar sel hibrid mempunyai kesempatan untuk tumbuh dengan cara membiakkan sel hibrid dalam media selektif yang mengandung hyloxanthine, aminopterin, dan thymidine (HAT).
D. Isolasi dan
pemilihan klon hibridoma
- Sel hibrid dikembangbiakkan sedemikian rupa, sehingga tiap sel hibrid akan membentuk koloni homogen yang disebut hibridoma.
- Tiap koloni kemudian dibiakkan terpisah satu sama lain.
- Hibridoma yang tumbuh diharapkan mensekresi antibodi ke dalam medium, sehingga antibodi yang terbentuk bisa diisolasi.
- Pemilihan klon hibridoma dilakukan dua kali, pertama adalah dilakukan untuk memperoleh hibridoma yang dapat menghasilkan antibodi, dan yang kedua adalah memilih sel hibridoma penghasil antibodi monoklonal yang potensial menghasilkan antibodi monoklonal yang tinggi dan stabil.
~Fitri Astuti~
1 comments
kereen nih artikelnya ttg ABM..
ReplyDeletetambah lagi dong artikel ttg biologi nya., klo boleh bahas ttg genetika dongs.. hehe