Sebuah Kisah (02) “SEMUA ADA MASANYA”

Sunday, December 09, 2018


Photo by Google


09 Desember 2018, Pada awalnya bagiku ini adalah hari yang biasa saja, pun tidak ada hal istimewa yang perlu dikenang ataupun akan disimpan dalam jiwa. Namun nyatanya, Allah Maha Membolak-balikkan hati manusia, hari ini setelah sekian lama aku kembali menggoreskan pena, Ya. Allah Maha Membolak-balikkan hati manusia, hari ini menjadi hari yang begitu istimewa bagi kenangan yang seakan terlupa. Selamat menjadi juara “Persija Jakarta”. Setelah penantian selama 17 tahun, akhirnya engkau merengkuh kembali gelar juara liga Indonesia.

*** Cukup ya intronya J hehe

 يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik'

Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.”

Sebuah doa yag sudah selayaknya kita panjatkan setiap detiknya, ya sebuah keistiqomahan hati. Allah lah yang menggenggam hati manusia, Allah pula yang mampu membolak-balikkannya, mengubah ketidakmungkinan menjadi keniscayaan yang nyata. Allah pula yang mampu mencondongkan suatu kebencian menjadi kasih sayang, pun sebaliknya.

11 tahun yang lalu, kisah itu bermula. Sebuah perjalanan panjang yang mengantarkanku pada kehidupan sekarang yang begitu luar biasa. Memahami makna“hijrah” dalam diri menjadi sebuah pelajaran yang begitu berharga. Kisah itu tak akan terlupa, Persija Jakarta seolah masih tergambar begitu nyata. Betapa dulu, aku menyukai sebuah klub sepakbola dari Jakarta ini. Bahkan saat itu, bisa dibilang aku hafal hampir semua nama stadion, seluk beluk klub, supporter dan pemain bola di Indonesia. Kalau ada macam tes CAT yang isi soalnya tentang persepabolaan Indonesia saat itu, optimist passing grade lah, ciyee … Haha sungguh menggelikan sekali jika aku mengingatnya.

Namun, nyatanya Allah menunjukkan kuasa Nya Dialah Dzat Yang Maha Membolak-balikkan hati manusia, semua kecintaan, kekaguman itu seketika menghilang dalam masa. Seiring berjalannya waktu, rasa itu tak lagi menggelora. Berganti dengan rasa biasa saja ketika melihatnya. Sebuah keniscayaan, bahwa semua ada masanya. Pernah ada masanya seseorang/sesuatu menjadi bagian  istimewa di hati kita, namun ada masanya ia akan sirna dari relung jiwa, itulah kuasa Nya.

Ada masanya mekar bunga nan indah harum berwarna, kemudian layu dan hilang ditelan masa. Ada masanya kita hidup di dunia dengan begitu banyak kenikmatan yang ada. Namun ingatlah bahwasanya raga kita adalah milik-Nya, jiwa kita adalah kepunyaan –Nya, dan hati kita ada dalam rengkuhan-Nya. Lalu apa yang bisa kita banggakan, jika semua yang ada pada diri kita sejatinya bukan milik kita? Ya, Allah lah tempat kita kembali, Allah lah tempat kita bergantung dan berserah diri. Jika kita pernah berada di jalan yang Allah tidak sukai, move on lah, luruskan kembali jalan itu kemudian mintalah kekuatan dan petunjuk agar kita senantiasa berada di jalan yang benar, jalan yang Allah ridhai.

Hijrah itu adalah selayaknya proses move on, memang tidak bisa seketika sempurna. Namun, jalan itu harus senantiasa kita jaga, tak usahlah tengok ke masa lampau. Biarlah, biar ia menjadi barisan kenangan dan pelajaran bagi kita. Tak usahlah kau tengok lagi story whatsappnya, tak usahlah kau kepo kehidupannya, tak usahlah kau ingin kembali mengulangnya. Move on itu seperti yang disampaikan Ustadz Abdul Somad dalam sebuah ceramahnya. “Kau ingin move on, kau ambil handphone mu, cari namanya – delete, buka facebookmu – unfriend, buka twittermu – unfollow, buka instagrammu – blockir hehe” Tak usahlaah kau bermodus ingin menyambung silaturahim jika itu memberimu kesempatan untuk merusak kembali hati dan pikiranmu. Hehe bagian yang ini curhat ya? Iya. Intinya kalau mau move on harus totalitas, kalau ada bibit – bibit ingin kembali mengulanginya. Segera buang, ganti dengan hal lain yang lebih bermanfaat. Yakin kok semua itu ada masanya.

Ini mah belum totalitas move on hehe

Karena semua ada masa nya. semoga Allah senantiasa menjaga hati kita dalam kebaikan dan ketaatan

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

'Rabbabaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab'

Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
(QS. Ali Imran: 7)

-fawu_

You Might Also Like

0 comments

Subscribe